Liburan berakhir, dan saya harus melanjutkan kehidupan saya. Dua bulan terakhir saya di Thonon. Awalnya memulai kembali kehidupan normal terasa berat, bukan karena saya 'kehilangan' orang tua saya, namun karena alasan yang cukup konyol: patah hati. Tertawa saja, saya tak akan marah. Tapi tenang, kali ini saya bukan lagi remaja cengeng yang dulu. Saya sudah bisa menerima kenyataan dengan lebih mudah. Tahapan patah hati saya hanya berlangsung dua atau tiga minggu, padahal tadinya saya kira bisa sampai berbulan-bulan. Ternyata banyak yang peduli pada saya. Saya tidak sendiri. Saya punya teman-teman yang selalu menghibur saya dan melupakan masalah konyol ini. Teman saya bilang, saya sebenarnya bukan butuh support, melainkan dosis tawa yang tepat. Ya, tertawa dan lebih berpikiran positif. Dan akhirnya saya bisa merasa jauh lebih baik daripada bulan-bulan yang lalu, saya bisa tertawa dan menertawakan beberapa hal yang telah lalu, dan saya kembali mendapat satu pelajaran yang penting: hidup saya ternyata indah.
Ya, hidup itu indah. Kemana saja saya dulu? Mungkin dulu saya terlalu terfokus pada satu hal, sehingga melupakan hal-hal indah di sekitar saya. Mungkin dulu saya terlalu terikat pada pacar saya sehingga menyampingkan orang-orang baik disekitar saya yang tak akan pergi meninggalkan saya. Mungkin dulu saya hampir tak pernah berpikiran positif. Mungkin dulu saya terlalu menutup diri. Entahlah, yang dulu sudah tidak penting lagi. Yang penting sekarang adalah menikmati hidup saya yang menakjubkan ini.
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire